• UGM
  • Fakultas Kehutanan UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada
Sebijak Institute
Fakultas Kehutanan UGM
  • About Us
  • News
  • Research
  • Publication
    • Journal Articles
    • Books
    • Sebijak Facts
  • Policy Forum
  • Flashback
  • Learning Center
  • Sebijak Talks
  • Beranda
  • News
  • Summary Report “Sebijak Institute Lecture Series on Climate Change #2: Contribution of mangrove in achieving emission reduction targets”

Summary Report “Sebijak Institute Lecture Series on Climate Change #2: Contribution of mangrove in achieving emission reduction targets”

  • News
  • 26 November 2020, 14.00
  • Oleh: sebijak-institute.fkt
  • 0

26/11) Kuliah berseri kedua yang berjudul “Contribution of Mangrove in Achieving Emission Reduction Targets” merupakan kuliah lanjutan dari Lecture Series yang bertema komitmen Pemerintah Indonesia dalam mencapai target penurunan emisi yang dimuat dalam dokumen (NDCs) yang dilakukan pada hari Kamis 26 November 2020 secara daring. Pada kuliah seri ke 2 ini mengangkat bagaimana peran hutan mangrove yang cukup krusial dalam menyerap dan menyimpan emisi.

Kuliah dimoderatori oleh Dr. Hero Marhaento, S.Hut., M.Sc yang merupakan dosen di Fakultas Kehutanan UGM. Narasumber yang diundang untuk mengulas tema ini adalah Prof. Dr. Daniel Murdiyarso yang merupakan kepala peneliti di Center for International Forestry Research (CIFOR) khususnya bidang kebijakan dan mangrove serta beliau merupakan salah satu penulis utama laporan IPCC sehingga menhantarkan IPCC memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian 2007,  serta di tahun 2020 beliau dianugerahi Habibie Prize kategori bidang ilmu rekayasa.

Prof. Daniel menyampaikan bahwa Indonesia memiliki simpanan karbon sebesar 3 milyar ton karbon di hutan mangrove yang merupakan jumlah terbesar di dunia. Oleh sebab itu hutan mangrove memiliki peran yang sangat penting dalam menyerap dan menyimpan karbon melalui skema blue carbon yang kapasitasnya bisa 3-4 kali hutan terrestrial atau setara dengan 1.000 ton/ha. Seiring dengan kemampuan besarnya, dilain sisi juga memiliki potensi sebagai emitter terbesar jika ekosistemnya terusik yang salah satunya adalah perubahan fungsi lahan.

Indonesia telah kehilangan banyak luasan hutan mangrove yang salah satu sebabnya adalah konversi lahan untuk aquaculture. Untuk memperbaiki dan mengejar taget NDCs yang ditetapkan Beliau menyampaikan tentang perlunya pemerintah menggandeng semua stakeholder termasuk seluruh lapisan masyarakat dan pihak swasta. Selain itu beliau juga berpesan bahwa pembentukan peraturan mangrove yang konkrit dan penegakan hukum yang tegas diperlukan untuk mendukung dan melindungi hutan mangrove di Indonesia.

 

sumber materi dapat diakses di link berikut:

https://drive.google.com/file/d/1fB_ZqrFGxNDsG38uJ3feW5YBBfmHOz6S/view?usp=sharing

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Archives

  • February 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
Universitas Gadjah Mada

SEBIJAK INSTITUTE
Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada
Jl. Agro, Bulaksumur No.1, Yogyakarta 55281

Partners

Dala Institute

CIFOR

ICRAF

Rekam Nusantara Foundation

Wana Aksara

Social Media

Instagram

Facebook

Spotify

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY