Rahmat Shah (Ketua Umum Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia)
Tak pernah terbayangkan. Satwa liar yang buas dan ganas itu harus ditidurkan paksa. Sulit diterima nalar. Satwa melimpah nan lucu itu harus menjadi mangsa satwa karnivor lainnya.
Apa yang terjadi ? Mengapa terpaksa harus menempuh skenario terburuk ? Menidurkan sang raja rimba melalui euthanasia. Pilihan sulit lainnya. Menjadikan rusa-rusa yang lincah dan lucu itu menjadi santapan para karnivora ?
Ya. Itulah skenario yang paling tidak diinginkan setiap pengelola satwa di Lembaga Konservasi (LK) atau Kebun Binatang (KB) di seluruh dunia. Tak terkecuali KB anggota Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI). Namun, keterbatasan bahkan kehabisan pakan pasca pandemi Corona telah mengancam kelangsungan hidup satwa koleksi KB.
S O S Kebun Binatang Indonesia
Tak terbantahkan. Virus Corona yang mewabah telah mengakibatkan terhentinya semua aktivitas. Tiada lagi kunjungan warga masyarakat. Sama artinya tiada lagi sumber pembiayaan KB. Baik pendanaan bagi penyediaan pakan, obat – obatan maupun biaya petugas yang menjaga dan merawat satwa. Kini 22,000 orang pekerja yang selama ini terlibat dalam operasionalisasi kegiatan KB pun hampir seluruhnya telah dirumahkan.
Sejak sebulan lalu, KB anggota PKBSI tutup. PKBSI pun telah berteriak lantang. 60 KB anggota PKBSI yang tersebar di seluruh Indonesia terancam gulung tikar. Bila tak ada bantuan, dipastikan satwa koleksi akan mati kelaparan. Kondisi yang sama melanda KB di seluruh dunia.
Pandemi Corona yang mewabah menghasilkan dampak yang sangat besar. Semua aktivitas –tanpa kecuali – untuk sementara waktu dihentikan. Kantor, sekolah, hingga aktivitas luar lainnya. Semua wajib tinggal dan berkegiatan di rumah. Demi memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Konsekuensinya jelas. Semua KB harus tutup. Untuk semua jenis kunjungan. Kegiatan operasional pun terhenti. Lumpuh.
Tiadanya pengunjung sama artinya tidak ada sumber pembiayaan KB. Dengan cepat persediaan pakan satwa menyusut. Stok obat pun kian surut. Rata-rata kemampuan bertahan KB hanya sebulan. Beberapa bahkan kurang dari jangka waktu sebulan. Tak ayal, KB pun menghadapi lampu merah.
Surat berisi kondisi darurat KB telah disampaikan kepada berbagai pihak. KB membutuhkan dukungan dan bantuan mendesak. Berada dalam kondisi S O S. Satwa KB adalah asset negara. Karenanya, surat terbuka telah disampaikan kepada Presiden RI dan pimpinan lembaga tinggi negara lainnya. Seperti DPR RI, MPR RI dan DPD RI. Hingga jajaran kementerian dan lembaga terkait lainnya. Termasuk kepada para individu tokoh yang memiliki hobi dan kecintaan kepada satwa. Antara lain artis dan para pengusaha. Tidak terkecuali kepada kawan-kawan jurnalis dan media.
Pahlawan Satwa
Syukurlah. Di saat penting dan genting itu, datanglah bantuan donasi untuk pakan satwa. Bertajuk “Food for Animal” yang “dilaunching” PKBSI. Bekerjasama dengan para artis peduli satwa. Serta bergandeng tangan dengan beberapa platform sosial. Antara lain KitaBisa.com. Perlahan namun pasti. Akhirnya satwa koleksi KB mulai terhindar dari ancaman kelaparan. Terselamatkan.
Puji syukur kepada Tuhan. Gayung bersambut. Semua merespon cepat. Hampir semua media –online, cetak dan elektronik- menanggapi konstruktif. Memberitakan perihal kondisi “emergency” satwa dan manajemen KB umumnya. Memberikan dampak positip. Berhasil menggugah kesadaran dan kepedulian warga masyarakat umumnya.
Berbagai inisiatif untuk program donasi dan bantuan segera dibuka. Pribadi maupun kolektif. Ada yang datang langsung, mengirimkan lewat paket, hingga melalui transfer rekening resmi PKBSI.
Menggembirakan. Sekaligus mengharukan. Ada seorang anak yang datang langsung ke KB di Bandung. Diantar bersama sang orang tua. Membawa dua sisir pisang. Untuk satwa monyet yang menjadi kecintaannya. Meski ditutup untuk kunjungan, sang pengelola pun memberikan kesempatan khusus kepada sang “Pahlawan Satwa” cilik untuk melihat monyet yang menjadi satwa favoritnya.
Ada juga pakan buah dan sayuran yang dikirim melalui paket. Menggunakan jasa Ojol. Kontribusi melalui cara ini cukup banyak dilakukan warga. Ditengah larangan keluar rumah dan beraktivitas di luar, cara ini terbukti sangat efektif.
Di kota lain, sebuah toko buah segar dan sayuran merelakan stok buah dan sayurannya yang sudah mulai layu -namun masih sangat layak santap- untuk disumbangkan sebagai pakan satwa herbivor KB di kotanya. Semua itu terjadi melalui pendekatan yang intens, sehingga menimbulkan rasa kepedulian yang besar. Ditengah sepinya pengunjung dan pembeli, daripada buah dan sayur busuk terbuang, jauh lebih baik dijadikan pakan. Bisa menyelamatkan kehidupan satwa langka. Sebuah pengorbanan yang sangat layak diapresiasi.
Ada pula artis dan saudaranya yang dikenal sebagai penyayang binatang. Dengan penuh dedikasi dan kesadaran ikut aktif mempromosikan program “Food for Animal.” Dengan status sosial sebagai artis dengan jutaan fans, para selebrity ini berhasil mengundang keterlibatan para penggemarnya. Untuk memberikan dukungan dan bantuan. Menyelamatkan kehidupan satwa dari ancaman kelaparan. Melalui upaya penyediaan pakan.
Semua dukungan dan bantuan di atas memang masih jauh dari ideal. Namun, setidaknya bantuan yang datang sungguh sangat berarti. Bukan saja telah membantu menyelamatkan satwa dari ancaman kelaparan. Lebih dari itu, memberikan sebuah realitas. Bahwa kesadaran akan konservasi dan kecintaan kepada satwa endemik Indonesia memang nyata. Keberadaannya pun dari hari ke hari semakin meningkat. Data PKBSI (2020) menyebutkan bahwa setiap tahun tak kurang dari 50 juta orang berkunjung ke KB.
Itulah peran Lembaga Konservasi. Selain untuk kepentingan konservasi dan riset, KB juga berperan dalam rangka edukasi serta media rekreasi yang sangat menghibur. Disamping secara ekonomi sangat terjangkau bagi masyarakat luas.
Kepada warga masyarakat yang masih terus ingin berpartisipasi dalam program “Food for Animal”, tetap sangat dinanti dan diterima dengan tangan terbuka. PKBSI dan segenap KB anggotanya masih terus membutuhkan dukugan da bantuan. Kontribusi dapat ditransfer ke :
Rekening PKBSI
Bank BNI No. Rek 955 955 206
PIC Sdri. Susi +62 821 1239-0011
Sdr. Yonathan +62 819 1136-8685
Pada akhirnya, KB diharapkan akan bisa benar-benar terhindar dari skenario terburuk. Suntik mati euthanasia satwa-satwa liar yang telah berusia tua. Maupun tindakan kanibalisme antar satwa. Khususnya satwa-satwa yang populasinya telah surplus. Semua itu –tentu saja- sangat tergantung dukungan dan bantuan nyata para pecinta satwa. Melalui ketersediaan kembali pakan untuk satwa.
Sejauh ini berbagai skenario rencana penyelamatam satwa langka dengan mengorbankan satwa lainnya sangatlah dihindari. Tersebab banyak dukungan dari kalangan relawan dan pahlawan satwa yang telah membuktikan kepeduliannya dengan berbuat nyata tampa pamrih. Ditambah sosok Ir. Wiratno, MSc., Dirjen KSDAE, KLHK yang telah menyampaikan komitmen. Menjamin tidak akan ada satwa kelaparan, apalagi dikorbankan menjadi pakan satwa lainnya.
Akhirnya, penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada semuanya. Bukan hanya telah menjadi sahabat, namun anda semua adalah Pahlawan Satwa. Tanpa pamrih. ***
Lestari satwaku lestari alamku