Kabupaten Tambrauw di Papua Barat dibentuk menjadi kabupaten konservasi sebagai strategi birokrasi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dalam membentuk kabupaten konservasi tersebut, ditemukan tantangan seperti konflik kepentingan antara aras nasional dan di daerah. Menarasikan kepentingan konservasi dengan mengedepankan pembangunan daerah secara kolektif menjadi salah satu kunci untuk menyatukan persepsi dalam membangun kabupaten konservasi. Implementasi kabupaten konservasi
News
Bambu merupakan salah satu hasil hutan non-kayu yang paling penting. Di banyak negara, bambu dipakai untuk berbagai peruntukan: konstruksi, bahan kerajinan dan dekorasi, alat musik, peralatan rumah tangga, dan bahkan industri makanan. Potensi ekonomi bambu cukup menjanjikan; perdagangan bambu cenderung meningkat. Bambu juga merupakan bahan ramah lingkungan.
Untuk meningkatkan kesadaran tentang potensi dan keunggulan bambu, Sebijak Institute mendukung kegiatan “Festival
Salah satu kandidat doktor dari Sebijak Institute, Dwi Laraswati (Laras), akan mengikuti program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI)/Sandwich-like dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Program ini ditujukan bagi penerima beasiswa Program Magister Menuju Doktor Sarjana Unggul (PMDSU) untuk meningkatkan wawasan dalam menulis publikasi ilmiah berreputasi internasional bersama institusi mitra luar negeri. Laras memilih Georg-August-Universität Göttingen (Jerman) sebagai
(26/09/2019) Pada tanggal 26 September yang lalu, Center of International Forestry Research (CIFOR) menyelenggarakan Policy Dialogue yang berjudul “Toward Sustainable Palm Oil in Indonesia: Reconciling Economic Development and Forest Conservation”.
Policy Dialogue ini diselenggarakan di hotel Js. Luwansa Jakarta, dihadiri dari beberapa pejabat teras pemerintah (Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Pertanian), LSM (Walhi dan KEHATI), Serikat
Sebijak Institute telah mempublikasikan hasil penelitian yang mengeksplorasi bagaimana penegakan hukum merupakan kunci penting dalam mengurangi deforestasi. Penelitian ini menelaah bagaimana kebijakan penegakan hukum di dua negara tropis yaitu, Brazil dan Indonesia dan menggali pelajaran apa yang dapat diambil dari kedua negara tersebut.
Berdasar hasil penelitian Brazil memiliki efektivitas penegakan hukum yang lebih baik dan terpusat antara lain dengan mengintegrasikan penggunaan citra remote
Senin (09/ 09/ 2019) Sebijak-Institute memberikan beasiswa riset kepada salah satu mahasiswa Program Studi S2 Kehutanan UGM atas nama Azwar Najib Alhafi. Secara simbolis beasiswa diserahkan langsung oleh Ketua Sebijak-Institute, Prof. Dr. Ahmad Maryudi bertempat di kantor Sebijak-Institute. Beasiswa ini merupakan dukungan dari Proyek
The research group of SEBIJAK INSTITUTE (Faculty of Forestry UGM) seeks a Junior Scientist to execute a study on the global markets’ confidence on the Indonesian Timber Legality Assurance System (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu). Under the supervision of Sebijak’s Senior Scientists to conduct desk studies and reviews of literatures on policies regarding legal/ sustainable timber products (e.g. timber entry-mode policies, procurement policies), trades of timber products
On August 15 2019, members of the farmer group of Sedyo Makmur in Gunungkidul started the timber harvests from their Hutan Kemasyarakatan/ HKm forests. The harvest is to be completed over the next 10 days, in a 9-hectare block with the expected yield of about 100 m3 of highly valuable teak.
Before the timber harvests, the farmers were only permitted to use the forestland for agricultural cropping. For years, the farmers have waited the “green light” from the government to harvest the
Sebijak Institute menerima beberapa mahasiswa dalam program pertukaran pelajar dengan Nagoya University. Bulan ini telah datang Kanon Okita yang akan meneliti bisnis kehutanan berbasis masyarakat di Gunungkidul.
Pada bulan Oktober nanti akan disusul mahasiswa bernama Shun Kitayama yang akan melakukan penelitian mengenai dampak implementasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu terhadap industri skala kecil dan rumah tangga di Jepara.
Sebelumnya, Yumi Sakata telah menyelesaikan program serupa untuk penelitian
Ketua Sebijak Institute secara resmi menerima Dwi Laraswati dan Sari Rahayu
sebagai kandidat doktor di bidang kebijakan kehutanan. Keduanya telah lulus dalam
ujian komprehensif yang merupakan syarat utama untuk penetapan kandidat di
Program Doktor Fakultas Kehutanan UGM. Penerimaan kedua kandidat tersebut
ditandai dengan penyematan pin Sebijak Institute. Keduanya akan melakukan
penelitian disertasi terkait dengan peran lembaga non-pemerintah dalam proses-