(26/04) Online Course Environment, Development, and Governance in Indonesia: Theories, Issues, and Trends telah melaksanakan pertemuan kesebelas pada Senin, 26 April 2021. Online Course ini merupakan kerja sama Sebijak Institute UGM, Forest and Society Research Group Unhas, Dala Institute, dan American Institute for Indonesian Studies (AIFIS). Pertemuan kali ini menghadirkan Dr. Rini Astuti yang merupakan research fellow National University of Singapore dan visiting fellow Australian National University.
Membahas mengenai fenomena kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia, Dr. Rini mengawali paparannya dengan membahas kompleksitas dari isu karhutla di Indonesia. Hutan dan gambut Indonesia pada dasarnya memiliki sistem sosio-ekologis yang unik dan rentan. Dari sudut pandang ekonomi dan politik, pengelolaan hutan dan gambut Indonesia menghadapi situasi yang kompleks dengan banyaknya fenomena dalam kaitannya dengan perusahaan, masyarakat, dan berkembangnya konsep “political forest”, termasuk timbulnya berbagai persoalan tenurial dan hak adat. Tak hanya itu, agenda-agenda terkait pembangunan dan lingkungan di tingkat internasional juga berkontribusi terhadap kerumitan isu karhutla di Indonesia.
Dalam konteks ilmu pengetahuan, Dr. Rini menyebut bahwa banyak sekali potensi studi kritis yang dapat dilakukan berkaitan dengan bidang kebakaran hutan dan lahan gambut. Beberapa topik yang dapat disorot adalah adanya kuasa dan jaringan patron-client, kehidupan masyarakat (sumber pendapatan, hak adat, inisiatif restorasi), krisis lingkungan dan kritik terhadap pendekatan modernisasi ekologi (termasuk penggunaan teknologi), serta produksi dan politik pengetahuan (termasuk kontribusi ilmuwan dan media massa). Dr. Rini juga memberikan insight bahwa dalam studi mengenai karhutla, konsep ‘follow the thing’ dapat digunakan sebagai metodologi penelitian berbasis penyelidikan yang multi-situs dan multi-skala.
Menyudahi paparan sesi pertama, Dr. Rini melanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama peserta Online Course. Ada beberapa bahasan yang menarik dalam sesi diskusi tersebut, di antaranya mengenai pendekatan ekologi politik dalam melihat masalah karhutla, eksistensi evidence-based policy di Indonesia, dan fenomena kebijakan yang bersifat top-down. Selain itu, sesi ini juga membahas mengenai potensi karhutla untuk menjangkiti Papua yang saat ini makin dieksploitasi.
Setelah diskusi, Dr. Rini melanjutkan paparannya dengan berbagi insight berkaitan dengan penelitian berbasis studi kasus yang saat ini sedang dijalaninya. Secara umum, studinya mempelajari bagaimana keterlibatan dan pengaruh ilmuwan yang berperan sebagai saksi ahli dalam proses penegakan hukum dalam kasus karhutla di Indonesia. Selain itu, Dr. Rini juga menyebutkan bahwa ada berbagai fenomena yang menarik untuk diteliti, seperti implikasi penggunaan teknologi baru dalam tata kelola karhutla, pengaruh implementasi perhutanan sosial, dan pengaruh sektor privat serta media lokal dalam isu karhutla.
Sebagai penutup paparan, forum diskusi kembali dibuka untuk membahas lebih lanjut mengenai topik pertemuan dan kaitannya dengan studi Dr. Rini. Dengan materi diskusi yang menarik, peserta tampak antusias dalam membahas isu-isu terkait kebijakan terkini seperti food estate dan moratorium pemberian izin baru. Selain itu, sesi diskusi juga membahas mengenai bagaimana dinamika peran akademisi dalam proses kebijakan dan penegakan hukum, serta urgensi kolaborasi akademisi dengan pihak lain seperti pers dalam bersuara dan berpendapat.
Pertemuan keduabelas Online Course Environment, Development, and Governance in Indonesia: Theories, Issues, and Trends akan dilaksanakan pada Senin, 3 Mei 2021 dengan topik “Land Rights and Dispossession” yang menghadirkan Christian Lund, Ph.D. sebagai invited speaker. Pertemuan ini dapat disaksikan oleh masyarakat umum melalui live streaming di akun YouTube Forest and Society.