(19/01) Sebijak Institute Fakultas Kehutanan UGM dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) berkolaborasi untuk menyelenggarakan Online Course Forest and Nature Conservation: Achieving Sustainable Development Goals (SDGs). Sebagai bagian dari Online Course ini, pada hari Selasa tanggal 19 Januari 2021 diadakan webinar mengenai Pengantar tentang Keberlanjutan: Hutan dan SDGs. Topik ini merupakan topik pertama dari enam topik yang diangkat dalam Online Course ini.
Pertemuan ini dibawakan oleh Sekar Ayu Woro Yunita dari GIZ Indonesia selaku MC dan moderator. Dekan Fakultas Kehutanan UGM Dr. Budiadi, S.Hut., M Agr. Sc. mengawali pertemuan dengan memberikan sambutan sekaligus apresiasi bagi penyelenggaraan Online Course ini sebagai kegiatan yang memperkaya kompetensi ilmu pengetahuan, khususnya bagi mahasiswa. Sambutan dilanjutkan oleh Ir. Wandojo Siswanto, M. Sc. selaku Senior Advisor of Forest and Climate Change Policy GIZ Indonesia yang juga menjadi pemateri bersama dengan Andita Aulia Pratama, M. Sc. (dosen Fakultas Kehutanan UGM).
Di sesi pematerian pertama, Andita Aulia Pratama, M. Sc. membahas dasar-dasar mengenai SDGs dan kelestarian hutan mulai dari peran SDGs sebagai langkah mencapai tujuan green world melalui berbagai cara. Bersamaan dengan adanya World CED (Brundtland Commision) pada tahun 1987, muncul paradigma pembangunan berkelanjutan sebagai langkah pemenuhan kebutuhan masa kini dan yang akan datang melalui pilar ekonomi, lingkungan, dan sosial. Sejak saat itu, paradigma tersebut terus berkembang hingga muncul langkah SDGs di masa kini.
Andita Aulia Pratama, M. Sc. juga menyinggung mengenai masalah-masalah terbesar dunia saat ini, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, degradasi ekosistem, menurunnya biodiversitas, dan perubahan iklim yang semuanya berkaitan dengan sektor lingkungan hidup dan kehutanan. Oleh sebab itu, berkembangnya paradigma pengelolaan hutan lestari (PHL) atau sustainable forest management (SFM) menjadi hal penting demi mengatasi masalah-masalah tersebut. Terlebih lagi, adanya perspektif yang bervariasi terkait dengan keberlanjutan hutan juga menimbulkan perbedaan dalam cara pengelolaan hutan sehingga perlu adanya pendalaman pemahaman terkait dengan trade-off dan co-benefit dari pengelolaan hutan.
Dalam sesi berikutnya, Ir. Wandojo membahas mengenai pembangunan berkelanjutan mulai dari era Millenium Development Goals (MDGs). Pada masanya, MDGs dianggap telah memberikan kemajuan pembangunan yang signifikan, tetapi dianggap kurang merata. Oleh sebab itu, konsep SDGs lahir untuk membangun bumi yang berkelanjutan dengan prinsip ramah lingkungan, keterlibatan sosial, dan pembangunan ekonomi yang merata melalui 17 tujuan SDGs.
SDGs berdiri di atas empat pilar, yaitu pembangunan sosial, lingkungan, ekonomi, dan hukum beserta tata kelola. Ir. Wandojo juga berbicara mengenai langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia terkait dengan SDGs, khususnya di sektor lingkungan hidup dan kehutanan. Menurut Bappenas, sektor LHK berperan dalam tujuh goals SDGs, tetapi secara riil sebenarnya seluruh goals SDGs dapat dijangkau oleh sektor LHK. Dalam hal ini, penyelenggaraan PHL sebagai upaya sektor kehutanan untuk mencapai SDGs diujungtombaki oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang didukung oleh berbagai pihak termasuk FORCLIME sebagai salah satu program kerja sama GIZ.
Setelah sesi pematerian, pertemuan dilanjutkan dengan diskusi daring melalui platform Slido. Dalam tanya jawab, muncul berbagai pertanyaan menarik dari peserta, mulai dari SDGs dan kehutanan dalam tataran teoretis hingga realita lapangan. Sebagai penutup, moderator merangkum seluruh pembahasan dari pemateri, mulai dari dasar-dasar SDGs hingga implementasinya.
Materi dari kegiatan ini dapat diakses melalui link berikut ini.
Video online course dapat diakses melalui link berikut ini.